Teori Sekedarnya Tentang Meditasi (Backup)

Teori meditasi ini ditulis ulang dari berbagai sumber dengan maksud agar lebih mudah difahami dan dipraktekkan sendiri, sekedar untuk relaksasi. Berikut hasil rangkumannya:

Bahwa tubuh dan pikiran mempunyai keterikatan yang sangat erat. Apa yang terjadi di tubuh akan mempengaruhi pikiran, dan apa yang terjadi di pikiran akan mempengaruhi tubuh. Pergerakan tubuh akan mempengaruhi pikiran, dan pergerakan pikiran akan mempengaruhi tubuh. Setiap bentuk pikiran pasti akan memberikan efek tertentu kepada tubuh, disadari maupun tidak. Pikiran buruk akan memberi efek buruk ke tubuh, sebaliknya rasa sakit di tubuh akan membekas menjadi ingatan buruk di pikiran. Contoh: Memikirkan sesuatu yang menakutkan otomatis akan membuat tubuh menjadi tegang, dan ketegangan yang berkelanjutan pasti akan sangat melelahkan dan membuat tubuh sakit. Sebaliknya memikirkan sesuatu yang menyenangkan akan membuat tubuh menjadi rileks, dan tubuhpun cepat recovery kembali. Maka dengan mengendalikan pikiran, berarti kita akan mengendalikan tubuh kita sendiri. Dalam meditasi, pengendalian pikiran bersifat pasif dan bukan bersifat aktif. Pengendalian pikiran bukan untuk memenuhi keinginan-keinginan, melainkan justru untuk mengendalikan keinginan-keinginan.

Dengan menyadari prinsip di atas, dan dengan selalu membangkitkan dan menanamkan kesadaran penuh terhadap diri sendiri tentang pengaruh pikiran terhadap tubuh, maka meditasi dimulai dengan 1. Memilih objek pemikiran yang tepat untuk menghasilkan sensasi tubuh yang tepat. Tahap ini dilakukan dengan memilih posisi tubuh senyaman mungkin, boleh duduk ataupun tidur. Kemudian memilih pikiran atau memikirkan hal-hal yang membuat tubuh menjadi nyaman senyaman-nyamannya.  Contoh pikiran yang bisa menimbulkan rasa rileks atau tenang adalah dengan memikirkan suatu tempat tertentu, atau mengingat Tuhan, karena ada dikatakan bahwa 'dengan mengingat Tuhan maka hati menjadi tenang'. Untuk bisa lebih memudahkan timbulnya rasa rileks ini bisa dibantu dengan mendengarkan lantunan ayat suci atau musik meditasi, atau dengan aroma terapi, ataupun pengkondisian yang lain seperti pemilihan waktu dan tempat tertentu, mandi dulu, memakai pakaian bersih, berdoa terlebih dulu, atau bahkan mungkin tidur dulu agar tubuh menjadi lebih siap.

Jika sensasi rileks ini sudah benar-benar bisa dirasakan dan disadari maka langkah selanjutnya adalah 2. Mengalihkan fokus pikiran dari objek pemikiran ke sensasi tubuh saja. Rasakan sensasi rileks atau nyaman tersebut di seluruh tubuh dan perhatikan selalu. Pertahankan rasa nyaman itu selama mungkin dan diingat selalu. Dengan demikian pikiran akan mulai teralihkan dari memikirkan hal-hal yang membuat sensasi nyaman tersebut, yang biasanya ada di luar tubuh, menjadi memikirkan sensasi rasa yang benar-benar nyata sedang dirasakan terjadi di dalam tubuh. Kita akan menyadari bahwa 'di saat ini, di tempat ini, di tubuh ini', semua objek pemikiran adalah tidak nyata, bisa berubah sewaktu-waktu, dan hanya sekedar hayalan di dalam pikiran kita. Sedangkan rasa sensasi yang dihasilkan adalah nyata, terasa, dan berpengaruh terhadap diri dan tubuh kita. Bahwa kita bisa mengganti-ganti objek pemikiran sewaktu-waktu dan tetap menghasilkan sensasi tubuh yang serupa. Tahap ini juga akan membuat kita mampu memisahkan antara sensasi rileks yang dirasakan dengan pikiran yang menyebabkannya.

Setelah fokus pikiran mampu ditujukan ke dalam tubuh atau diri kita sendiri, maka selanjutnya adalah 3. Melihat seluruh pergerakan di dalam diri kita. Mula-mula, meditasi harus dilakukan dengan cara diam, tidak bergerak sedikitpun agar lebih mudah melihat pergerakan yang terjadi di dalam diri. Dalam kondisi diam, minimal ada tiga gerakan yang bisa dilihat yaitu: pergerakan pikiran, rasa sensasi di dalam tubuh, dan pergerakan keluar masuk nafas.

  • Pergerakan Pikiran: Pikiran mempunyai kecenderungan untuk selalu bergerak kesana kemari tanpa henti bahkan pada saat kita tidur. Karena sifat dasar dari pikiran yang selalu bergerak inilah yang menyebabkan kita tidak menyadari pergerakan dari pikiran, karena sudah dianggap sebagai sesuatu yang biasa dan wajar. Maka, sesudah kita bisa melihat pergerakan yang terjadi di tubuh kita yang berupa sensasi rasa itu, kita bisa mulai untuk melihat lebih ke atas yaitu ke bagian kepala kita. Kita alihkan fokus pikiran dari sensasi tubuh ke pergerakan pikiran itu sendiri. Perlahan kita akan menyadari betapa aktifnya pikiran kita bergerak ke sana kemari, betapa pergerakan itu membuat ketegangan dan kelelahan di otak atau kepala kita, dan bahwa pergerakan pikiran ini akan menghambat atau mengganggu fokus kita untuk melihat sensasi yang terjadi di dalam tubuh. Maka dengan menyadari adanya pergerakan pikiran, lalu memperhatikan bentuk-bentuk dari pergerakan pikiran itu, maka perlahan kita akan bisa mulai mengurangi pergerakan dari pikiran itu sendiri. Sehingga pikiran kita akhirnya bisa diam dan fokus kembali ke sensasi tubuh saja. Apabila pikiran mulai riuh kembali, maka fokus kita alihkan lagi ke pergerakan pikiran sampai tenang kembali. Dan begitu terus dilakukan berulang-ulang.
  • Sensasi Tubuh: Setelah kita biasa untuk fokus ke sensasi tubuh yang berupa perasaan nyaman atau tenang, maka semakin dalam kita merasakan biasanya akan muncul perasaan atau rasa sakit di bagian-bagian tertentu dari tubuh kita. Dan ini adalah normal karena sudah menjadi kodrat manusia untuk merasakan sakit tertentu di saat tertentu. Contoh: Saat lapar maka muncul rasa sakit di perut. Sesudah perut diisi beberapa jam kemudian akan muncul rasa sakit karena ingin ke belakang. Maka rasa sakit adalah sesuatu yang normal, tidak perlu dihindari, apalagi dimatikan dengan obat pemati rasa. Bagi sebagian orang, ketakutan akan rasa sakit inilah yang menjadi penghambat untuk melakukan meditasi. Justru dengan mengatasi rasa sakit maka seseorang akan mampu mencapai tingkat kenyamanan atau ketenangan yang lebih dalam. Rasa sakit ini sangat beragam dan bertingkat-tingkat, mulai dari sakit jasmani sampai sakit rohani. Semua harus diatasi dengan cara dilihat, diperhatikan, disadari, dan diterima apa adanya, maka rasa sakit akan dapat diuraikan. Dengan tekad yang kuat maka rasa sakit pasti akan bisa diselesaikan satu demi satu. Sejalan dengan berkurangnya rasa sakit dan meningkatnya rasa nyaman dan rileks, maka sensasi tubuh yang dirasakanpun akan semakin mereda dan dalam.
  • Pergerakan Nafas: Setelah pergerakan pikiran dan sensasi tubuh mereda, maka sensasi yang terasa adalah pergerakan dari nafas. Kecenderungan pikiran untuk selalu bergerak dan memperhatikan pergerakan selanjutnya dialihkan dan diikat ke pergerakan nafas, sebagai gerakan minimum di dalam tubuh. Setiap kali fokus pikiran berubah baik fokus ke sensasi tubuh atau fokus ke hal-hal lain, maka setelah tersadar harus segera dikembalikan lagi ke fokus ke pergerakan nafas. Fokus pikiran bisa lebih difokuskan lagi hanya ke titik tertentu di dalam pergerakan nafas, misalnya di sensasi pergeseran udara dengan kulit bibir atas atau bawah lubang hidung saat udara keluar masuk. Atau difokuskan ke naik turunnya perut pada saat menghisap dan mengeluarkan nafas. Apapun teknik yang dipilih tidaklah masalah, yang penting adalah mengikat pikiran terhadap satu titik tertentu sehingga pikiran bisa benar-benar reda dan terkendali penuh. Semakin reda pikiran, maka nafaspun akan semakin dalam dan pelan. Bersamaan dengan semakin pelannya nafas, maka pikiranpun akan semakin reda, dan demikian seterusnya. Kondisi ini akan membawa tubuh ke tingkat relaksasi yang sangat dalam, dan harus dipertahankan selama mungkin. Jika kondisi ini bisa dipertahankan tanpa putus selama minimal 20 menit, maka akan tercapai kondisi relaksasi maksimal yang efeknya setara dengan manfaat dari tidur nyenyak selama berjam-jam. Tubuhpun akan mencapai kondisi recovery maksimal, dan tingkat kesehatanpun akan meningkat dengan sendirinya dari hari ke hari.

Efek lain dari meditasi yang dalam adalah meningkatnya rasa kesadaran diri. Pikiran yang tenang ibarat kondisi hening di malam hari, dimana tidak ada suara apapun. Dalam keadaan hening tersebut maka suara sekecil apapun akan terdengar sangat jelas. Demikian juga perasaan kesadaran diri akan terasa jelas pada saat pikiran berada dalam kondisi hening. Sebaliknya, bagaikan siang hari yang riuh, maka pikiran yang sibuk akan menghalangi timbulnya perasaan kesadaran diri ini. Semakin dalam meditasi maka semakin kuat dan dalam pula perasaan kesadaran diri ini. Perasaan kesadaran diri inilah yang selanjutnya akan memberikan petunjuk atau arahan apa yang harus dilakukan, baik pada saat meditasi itu sendiri maupun pada kehidupan sehari-hari. Setiap individu mungkin akan mendapatkan perasaan kesadaran atau arahan yang berbeda sesuai dengan kodrat hidupnya masing-masing. Efek peningkatan kesadaran diri ini tidak perlu dicari, karena semakin dicari justru akan semakin susah dirasakan, disebabkan timbulnya keinginan justru akan memicu pikiran bergerak aktif lagi. Peningkatan kesadaran diri dibiarkan mengalir dan diterima apa adanya, tidak perlu dipaksakan apalagi dibanding-bandingkan. Karena pada dasarnya, setiap kali meditasi dilakukan maka kesadaran diri pasti akan mengalami peningkatan, dan pasti akan membawa pengaruh di dalam kehidupan sehari-hari, disadari ataupun tidak. Paling tidak, meditasi akan membuat seseorang lebih mudah mengendalikan pikirannya, untuk hanya berbuat kebaikan di muka bumi ini. Demikianlah teori sekedarnya tentang meditasi. Semoga bermanfaat. Amin.


__________________________________________________________________________________________


Optional:
.
Dalam prakteknya, meditasi bisa dikombinasikan dengan olah raga pernafasan. Pada olah pernafasan, semakin dalam dan semakin panjang nafas ditarik, maka pusat dari nafas akan turun dari dada ke perut, di area 2-3 jari di bawah pusar agak sedikit ke dalam. Titik ini dinamakan tantien/hatsa/hara, disebut juga sebagai titik pusat dari manusia, juga titik keseimbangan tubuh manusia, dan dipercaya sebagai sumber kekuatan semesta yang berada di tubuh manusia. Melatih pernafasan di titik ini membuat tubuh menyerap energi ekstra yang sangat halus, yang jika sudah aktif juga bisa untuk membangkitkan kepekaan rasa/rahsa sebagai alat untuk meningkatkan kesadaran diri.
.
Meditasi diawali dengan memfokuskan pernafasan ke titik pusat tubuh. Selanjutnya membayangkan titik pusat sebagai titik keseimbangan tubuh, dimana seluruh unsur tubuh terhubung dan di tarik ke titik pusat ini. Seluruh unsur tubuh lahir-batin-fikir semua di tarik dan seolah-olah disandarkan ke titik pusat tubuh ini. Pemindaian dilakukan berulang-ulang di seluruh tubuh dari ujung-ujung kaki-tangan-kepala ke titik pusat, terutama untuk mencari dan menguraikan ketegangan-ketegangan tubuh, lalu menyandarkannya ke titik pusat. Sensasi yang dirasakan dengan bersandar ke titik pusat adalah sensasi nyaman seperti saat kita duduk beristirahat bersandar setelah melakukan perjalanan jauh atau setelah melakukan kegiatan yang sangat melelahkan. Proses tadi dilakukan dengan bantuan dan seirama dengan pernafasan ke titik pusat. Bila ada rasa sakit di tubuh, maka saat menarik nafas diniatkan untuk menarik sakit tersebut ke titik pusat untuk menetralisirnya, dan saat mengeluarkan nafas diniatkan untuk mendorong sisa-sisa sakit keluar dari tubuh sampai akhirnya semua rasa sakitpun bisa ditenangkan dan disandarkan ke titik pusat. 

Setelah semua sensasi tubuh mulai mereda dan seluruh tubuh sudah bersandar dengan baik di titik pusat, maka fokus pikiran dialihkan sepenuhnya ke pernafasan itu sendiri. Penarikan nafas ke titik pusat dimulai dengan nafas yang mantap penuh kesadaran dan teratur untuk membantu perpindahan konsentrasi pikiran ke pernafasan. Diniatkan seolah-olah seluruh tubuh menyerap udara dan energi alam lalu menyimpannya di titik pusat. Keluar masuknya nafas dirasakan akan menimbulkan sensasi tertentu di seluruh tubuh, seolah-olah seluruh tubuh ikut bernafas dan bergerak seirama dalam proses pernafasannya. Sensasi seluruh tubuh ikut bernafas ini sulit dirasakan jika dilakukan oleh yang belum terbiasa melakukan olah pernafasan dan belum terbiasa memaksimalkan paru-parunya dalam menarik nafas. Untuk memperkuat rasa dari sensasi pernafasan ini bisa dibantu dengan melakukan latihan kepekaan rasa. Selanjutnya apabila ada bagian tubuh yang menghambat atau sakit maka nafas difokuskan dilewatkan ke bagian tubuh tersebut sampai semua hambatan dan energi buruk lenyap. Cara penarikan nafas selanjutnya bisa bervariasi sesuai dengan arahan hati, bisa semakin dalam dan pelan, atau agak cepat untuk mengeluarkan rasa sakit, atau mengeluarkan nafas sedikit demi sedikit, ataupun menahan nafas selama mungkin, semua mempunyai efek yang berbeda-beda tapi dengan tujuan yang sama yaitu melancarkan aliran nafas dan energi alam ke titik pusat melalui saluran nafas dan seluruh tubuh.

Setelah tubuh mulai terasa ringan seirama dengan lancarnya pernafasan ke titik pusat, maka fokuspun mulai dialihkan ke titik pusat itu sendiri. Pada tahap ini seluruh tubuh dibayangkan dipenuhi nafas atau energi lalu dilebur di titik pusat, termasuk seluruh sensasi tubuh bahkan tulang dan pikiranpun ikut melebur di titik pusat. Kedua tahap sebelumnya bertujuan untuk mempermudah tahap peleburan ini. Nafas akan mulai sering ditahan lama di titik pusat. Semakin lama nafas ditahan maka efek peleburan semakin kuat terasa. Pada saat menahan nafas ada dua area di sekitar titik pusat yang sebaiknya sedikit dikeraskan, yaitu area perineum yang berada di antara dubur dan kemaluan dan area ulu hati di tengah-tengah diafragma. Perineum sedikit dikeraskan dan ditarik ke arah perut agar nafas tidak menekan ke bawah. Sedangkan ulu hati sedikit dikeraskan untuk mengatur aliran keluar masuk nafas ke titik pusat. Kedua area tersebut juga merupakan sumber-sumber energi tubuh sehingga dengan menariknya ke titik pusat diharapkan akan menimbulkan suatu sinergi. Setiap keluar masuk nafas terasa seolah-olah seluruh tubuh semakin melebur ke titik pusat. Tubuh seolah-olah tidak ada lagi, yang ada hanyalah segumpal energi yang mengembang dan menyusut di titik pusat. Sekali lagi, latihan kepekaan rasa sangat membantu proses ini. Perlahan nafas akan teratur kembali, nafas akan kembali menjadi dalam dan pelan, dan ini akan membawa ke arah meditasi yang lebih dalam, ke kondisi relaksasi maksimal, dan lebih dalam lagi. Fokus pikiran adalah ke pergerakan nafas di titik pusat, dan bisa ditambahkan dengan niat melebur tubuh di titik pusat untuk menambah motivasi konsentrasi. Adapun tahapan berikutnya adalah sama dengan teori di atas.

*Sebagai catatan adalah bahwa cara ini belum tentu efektif atau bisa dilakukan orang lain, karena itu dikategorikan sebagai optional, hanya untuk menambah wawasan saja.*




_________________________________________________________________________________________________



Catatan tambahan:
.

1. 
Semua amal perbuatan tergantung dari niatnya, demikian juga dengan meditasi. Niat sangat berpengaruh terhadap keseluruhan meditasi. Niat yang salah akan berakibat yang kurang baik pula. Berdoa sangat disarankan sebelum meditasi.

2. 
Anggapan bahwa meditasi adalah ritual eksklusif dari agama tertentu adalah tidak tepat. Sangat diyakini bahwa teknik meditasi sudah ada sejak dulu di setiap kebudayaan di dunia ini, bahkan sebelum adanya agama-agama tertentu. Dan penulis yakin pula bahwa setiap agamapun pasti mempunyai teknik-teknik meditasi tertentu sebagai bagian dari ritual agamanya dengan caranya masing-masing.

3. 
Teori meditasi sangat beragam dan umumnya membutuhkan guru dalam prakteknya. Seperti juga bahwa posisi meditasi yang paling baik memang duduk bersila dengan badan tegak. Akan tetapi kondisi tubuh seseorang belum tentu memungkinkan untuk melakukan posisi ini. Karena itu pada tahap awal disarankan untuk mencari posisi yang paling nyaman dan rileks untuk dirinya sendiri. Dan sejalan dengan peningkatan kesehatan tubuh sebagai hasil dari meditasi, maka posisi awal akan berubah sedikit demi sedikit menjadi posisi duduk tegak bersila dengan sendirinya, karena memang posisi inilah yang paling nyaman dengan titik keseimbangan tepat di titik pusat tubuh. Posisi duduk bersila, ibarat bangunan piramida, adalah posisi yang paling stabil dalam bermeditasi. Punggung ditegakkan agar tidak ada hambatan di tulang punggung, karena tulang punggung adalah tempat menempel saraf dan otot juga saluran energi tubuh. Sekali lagi posisi ini boleh dilatih tapi tidak perlu dipaksakan apabila masih terasa berat. Meditasi dengan duduk tegak bersila dan fokus pikiran langsung ke pernafasan akan lebih mudah bila dilakukan secara berkelompok dengan dibimbing guru meditasi. Yang perlu diwaspadai adalah dalam pemilihan guru, karena guru yang salah justru akan membawa ke dalam kesesatan. Pada umumnya guru yang baik tidak akan menawarkan jalan pintas, melainkan dia akan membimbing murid mencapai tujuan dengan kemampuannya sendiri. 

4.
Fokus ke pernafasan terkadang sulit bagi yang belum terbiasa untuk melakukan olah raga pernafasan. Ada banyak teknik untuk memulai pernafasan dalam meditasi. Ada yang menghitung sampai angka 8 berulang-ulang. Ada yang mensugestikan betapa berharganya nafas itu sehingga setiap helaan nafas dianggap sebagai sebuah pengalaman pertama yang sangat berharga. Fokus terhadap pernafasan sendiri jika dilakukan secara mendalam akan menimbulkan sensasi tertentu seperti: keluar masuknya nafas terasa seperti meminum air yang sangat menyegarkan ke seluruh tubuh, atau tubuh terasa seperti mengembang dan menyusut seirama dengan keluar masuknya nafas, ataupun sensasi lainnya. Pernafasan sendiri umumnya dimulai nafas normal dan teratur, tidak boleh ada pemaksaan sama sekali. Setelah beberapa saat, terkadang kita terasa ingin merubah ritme pernafasan seperti bernafas cepat atau menghembuskan nafas agak keras untuk mengeluarkan rasa sakit, atau terkadang ingin mengeluarkan nafas secara perlahan sekali, atau menahan nafas selama mungkin, atau mengosongkan nafas selama mungkin, atau juga bernafas dangkal tetapi pelan, dan bahkan terkadang nafas menjadi sangat pelan sampai seolah terasa tidak bernafas sama sekali. Selama itu semua dilakukan dalam kondisi sadar dan tanpa dipaksakan maka tidaklah mengapa untuk diikuti saja, karena itu adalah proses dari olah rasa atau rahsa, sebagai alat untuk meningkatkan kesadaran diri. Pada saat nafas sangat tenang maka detak jantungpun akan terasa jelas bahkan juga aliran darah atau gerakan-gerakan lain di dalam tubuh. Terkadang pengalaman lain yang tidak biasa akan dirasakan juga. Akan tetapi jika sudah tersadar kembali, maka fokus pikiran terhadap pernafasan yang dalam dan tenang harus dipulihkan kembali, dengan suatu kesadaran bahwa tujuan awal meditasi adalah untuk mengendalikan pikiran.


5.
Perasaan tentang kesadaran diri dan peningkatan kesadaran diri bisa jadi berbeda-beda antara satu orang dengan lainnya. Ada yang mendengarnya dalam bentuk suara, ada yang dalam bentuk penglihatan atau vision tertentu, ada yang berupa pemahaman yang tiba-tiba saja masuk ke dalam pikiran, ataupun bentuk lainnya. Akan tetapi bentuk yang paling umum dari peningkatan kesadaran diri adalah dengan peningkatan rasa atau rahsa, bentuk yang lebih halus dan lebih spiritual dari rasa. Rahsa dikatakan sebagai alat yang bekerja pada tingkat kesadaran tertentu. Kesadaran diri ada dikatakan bertingkat-tingkat. Ada yang menggolongkannya menjadi 7 tingkat, yaitu: kesadaran badan, kesadaran akal, kesadaran intuisi, kesadaran nafsu, kesadaran jiwa, kesadaran hati nurani, dan kesadaran sejati atau ilahiyah. Banyak juga yang mendefinisikannya secara berbeda, tetapi intinya sama yaitu bahwa kesadaran itu bertingkat mulai dari yang paling kasar, kesadaran badani, sampai yang paling halus, kesadaran sejati. Meningkatnya kesadaran badan akan membuat seseorang semakin peka terhadap semua rasa badan, seperti rasa yang ditimbulkan oleh ke lima inderanya, semakin peka terhadap perubahan temperatur dan seterusnya. Meningkatnya kesadaran akal membuat orang semakin tajam rasa logika berpikirnya, semakin peka terhadap apa yang akan terjadi pada situasi tertentu, atau semakin memahami hukum sebab akibat dst. Meningkatnya kesadaran intuisi membuat seseorang mampu melakukan hal-hal di luar logika umum termasuk juga mendapatkan ilham-ilham baru dst. Meningkatnya kesadaran nafsu membuat seseorang memahami apa itu penderitaan kebahagian senang sedih semangat apatis dst. Meningkatnya kesadaran hati nurani akan membuat seseorang memahami apa itu baik dan apa itu buruk, apa itu benar dan apa itu salah dst. Meningkatnya kesadaran akan meningkatkan kepekaan rahsa, dan sebaliknya melatih kepekaan rahsa akan membantu peningkatan kesadaran diri. Tingkat tertinggi dari rahsa adalah rahsa sejati yang merupakan alat dari kesadaran sejati. Peningkatan rahsa harus disadari sebagai bagian dari proses meditasi dan tidak boleh mengalihkan perhatian dari tujuan meditasi itu sendiri. Contoh lain dari peningkatan kesadaran diri adalah munculnya kemampuan seseorang untuk merasakan adanya bentuk-bentuk energi atau perubahan energi tertentu, baik di dalam tubuh sendiri seperti saluran-saluran energi, maupun yang di luar diri sendiri seperti hal-hal yang tidak kasat mata atau gaib.

6.
Ada banyak cara dan teknik dalam melatih kepekaan rasa. Cara melatih kepekaan rasa atau rahsa umumnya dimulai dengan melatih kepekaan rasa di telapak tangan sebagai bagian tubuh yang paling peka. Di sini hanya dibahas 3 teknik melatih kepekaan rasa di telapak tangan, yaitu: teknik memompa kepekaan, mengikuti rasa, dan memampatkan hawa tenaga. Latihan dimulai dengan melemas-lemaskan tangan, memijat pertengahan telapak tangan tempat cakra tangan, dan menggosok-gosokkan ke dua telapak tangan. Kemudian telapak tangan saling dihadapkan dengan jarak tertentu sambil mulai menarik nafas. Saat nafas ditahan akan terasa seperti ada tenaga saling tolak menolak antara kedua telapak tangan. Kedua telapak tangan digerak-gerakkan seperti sedang memompa untuk memancing kepekaan sambil diiringi keluar masuknya nafas. Bernafas secara wajar dan rileks saja tanpa tekanan sama sekali, jauhkan tangan saat menarik nafas dan dekatkan saat mengeluarkan nafas. Jika kepekaan sudah mulai terasa jelas, maka kepekaan dapat dilatih tanpa diiringi dengan nafas. Gerakkan tangan mengikuti tenaga yang terasa. Pada beberapa orang, tenaga yang terasa begitu kuatnya sampai seluruh tubuhpun ikut bergerak. Jika kepekaan sudah terasah, selanjutnya bisa dilatih merasakan aliran tenaga dari titik pusat ke kedua telapak tangan. Sambil menahan nafas di titik pusat, lakukan dorongan antara kedua telapak tangan. Gerakan ini berbeda arah dengan gerakan memompa kepekaan sebelumnya. Jika hawa tenaga yang terpampatkan semakin kuat, maka selanjutnya rasakan bahwa tenaga dari titik pusat menyebar ke seluruh tubuh dan akhirnya seluruh tubuh ikut membantu kedua telapak tangan untuk semakin memampatkan tenaga yang tercipta di antara kedua telapak tangan. Latihan memampatkan hawa tenaga ini akan lebih mudah dilakukan jika sudah terbiasa dengan olah raga pernafasan. Latihan selanjutnya bisa dikembangkan sendiri, misalnya: untuk melatih kepekaan rasa di seluruh tubuh, bisa dilakukan dengan mengarahkan telapak tangan ke bagian-bagian tubuh. Latihan kepekaan rasa sangat melibatkan syaraf tubuh sehingga cenderung menimbulkan efek kelelahan biarpun tidak banyak tenaga yang dikeluarkan. Dengan memperbanyak latihan, efek kelelahan syaraf ini bisa diminimalisir bahkan dihilangkan. Latihan kepekaan rasa tidak harus disertai dengan olah nafas ataupun penegangan otot syaraf. Silahkan dicari teknik yang paling sesuai dengan diri sendiri. Latihan kepekaan rasa bisa juga dilakukan dengan merasakan energi dari benda-benda lain di luar tubuh sendiri, benda keramat misalnya, dimulai dengan menghadapkan telapak tangan ke benda tersebut, atau merasakan energi alam sekitar kita. 


7.
Pada umumnya orang akan lebih menyukai rasa nyaman atau tenang untuk menjadi fokus dari pemikiran meditasi, tapi beberapa orang justru lebih mudah untuk melihat ke dalam dirinya dengan fokus terhadap rasa sakit. Maka dalam hal ini tidaklah mengapa jika orang itu langsung fokus terhadap rasa sakit tanpa membangkitkan rasa nyaman dulu, selama orang tersebut melakukannya dengan benar, yaitu fokus ke rasa sakit untuk menguraikan rasa sakit tersebut, bukannya malah menikmati rasa sakit tersebut. Meditasi bertujuan untuk mencapai tingkat ketenangan yang semakin dalam, untuk mencapai kesadaran yang semakin dalam, dan mengatasi rasa sakit adalah salah satu bagian dari proses itu. Sebaliknya menikmati rasa sakit justru memicu timbulnya keinginan-keinginan yang pada gilirannya akan memicu pikiran menjadi sangat aktif. Demikian pula yang terjadi pada rasa nikmat-rasa nikmat yang lain, semuanya justru akan merusak meditasi. Dengan pengamatan yang dalam maka akan jelas perbedaan antara rasa nikmat dengan rasa nyaman rileks atau tenang.


8.
Variasi dari rasa sakit perlu diketahui untuk mempermudah proses meditasi. Untuk sakit jasmani variasinya antara lain adalah rasa dingin, panas, haus, lapar, pusing, nyeri, lemas, gatal, geli, linu, perih, ataupun rasa-rasa lainnya yang susah didefinisikan seperti rasa kaku atau tegang, dimana rasa kaku ini biasanya menjadi pembungkus rasa nyeri, yang biarpun asalnya untuk melindungi tubuh dari rasa nyeri, tapi bisa menjadi faktor penghambat pada saat kita ingin menguraikan rasa nyerinya sendiri. Sedangkan untuk sakit rohani antara lain adalah sedih, gelisah, bingung, marah, takut, birahi, putus asa, rindu, benci, dendam, dan berbagai macam rasa lainnya. Dan sebenarnya semua rasa rohani ini pasti berhubungan dengan rasa jasmani juga. Misalnya rasa marah, rasa marah pasti akan menimbulkan efek panas pada salah satu bagian tubuh, yang bisa jadi sedikit berbeda lokasinya antara orang satu dengan lainnya. Menguraikan sakit rohani agak sedikit lebih berat dibandingkan dengan menguraikan rasa sakit jasmani. Selain pertama-tama harus memutuskan rasa sakit rohaninya itu dengan objek ingatan, juga harus memutuskan ikatannya dengan rasa sakit jasmaninya. Berbeda dengan semata-mata sakit jasmani yang biasanya memudahkan kita untuk langsung fokus terhadap titik rasa sakit di bagian tubuh tertentu saja. Dalam penerapannya di kehidupan nyata, meditasi adalah komplementer yang sangat baik bagi pengobatan medis.


9.
Pada tahap memisahkan objek pemikiran dengan sensasi yang ditimbulkan, apabila sudah terlatih, maka bisa juga dilakukan proses sebaliknya, yaitu memutuskan antara sensasi yang terjadi di tubuh dengan objek pemikiran atau ingatan. Seringkali kejadian buruk akan menimbulkan ingatan buruk, yang jika teringat akan menimbulkan sensasi sakit hati. Dengan latihan intens maka seseorang akan sanggup memutuskan sensasi sakit hati tersebut dengan ingatan kejadiannya sehingga bila dia teringat dengan kejadian buruk tersebut dia tidak akan mengalami rasa sakit yang berlebihan lagi, tapi sekedar sensasi rasa tertentu secukupnya hanya untuk sebagai pengingat dan pelajaran dalam hidupnya. Dengan demikian maka kesadaran seseorang akan tetap terjaga, tidak berlebihan, dan selalu objektif dalam menyikapi suatu kejadian. Karena semua rasa sakit baik yang lahiriah maupun yang batiniah pada dasarnya dianugerahkan Tuhan demi kebaikan manusia itu sendiri, apabila manusia bisa menyikapi dan memanfaatkannya dengan benar. Mematikan rasa sakit dengan cara-cara yang salah justru beresiko mematikan seluruh rasa selain rasa sakit itu sendiri. Mematikan seluruh rasa berarti mematikan kesadaran diri. Dan manusia tanpa kesadaran diri bukanlah manusia lagi.


10.
Seperti yang ditulis di atas, rasa sakit adalah alamiah di dalam diri manusia, bahkan merupakan alat perlindungan diri. Hampir-hampir bisa dikatakan bahwa kalau tidak sakit berarti bukan manusia. Dikatakan pula bahwa di setiap tingkat kesadaran mempunyai rasa sakitnya masing-masing. Menguraikan rasa sakit harus dilakukan satu per satu. Adakalanya kita bingung dari mana harus mulai menguraikan rasa sakit. Dalam hal ini maka dipilih saja fokus terhadap satu titik yang mana saja. Boleh yang terasa paling sakit, atau justru yang paling tidak sakit, yang mana saja yang kita bisa fokus.  Cara menguraikan rasa sakit adalah dengan memperhatikannya. Umumnya, rasa sakit akan mulai terurai dengan sendirinya hanya dengan memperhatikan titik sakit tersebut saja. Dengan memperhatikan titik sakit, seringkali akan timbul suatu pengertian atau kesadaran baru terkait dengan rasa sakit tersebut. Contoh: Timbulnya suatu kesadaran bahwa titik sakit ini ternyata terkait dengan titik-titik sakit lainnya, bahwa keterkaitannya begitu rumit dan sudah terjadi komplikasi di seluruh tubuh. Dalam hal ini sekali lagi dibutuhkan tekad dan kesabaran untuk lebih dalam memperhatikan semua rasa sakit tersebut. Seringkali sesudah diperhatikan ternyata kita harus mengganti urutan dari fokusnya. Bisa merubah titik fokusnya ke titik sakit lain yang berjauhan terlebih dahulu, atau bahkan harus fokus menguraikan dulu ketegangan otot yang membungkus titik sakit tersebut, ataupun cara lainnya yang terasa sebagai hasil dari memperhatikan titik sakit. Terkadang timbul juga keinginan untuk menggerakkan tubuh untuk meluruskan otot atau melepaskan ketegangan, maka gerakan ini boleh dilakukan asal dilakukannya secara minimal dan dengan kesadaran penuh bahwa gerakan yang berlebihan justru akan merusak proses meditasinya. Adakalanya rasa sakit begitu kuat, maka di sini perlu ditimbulkan suatu tekad yang kuat untuk menghadapi rasa sakit tersebut. Biasanya begitu tekad ditumbuhkan, maka rasa sakit langsung berkurang jauh. Contoh cara untuk menumbuhkan tekad adalah dengan mengatakan di dalam hati: "Demi Tuhan, sakit ini bukan bagian dari tubuhku, pergilah segera sekarang juga", dibarengi dengan menghela nafas yang dalam dan panjang seolah-olah mengeluarkan penyakit dari tubuh. Ataupun dengan cara-cara lain yang terlintas di dalam hati. Intinya adalah tidak putus asa menghadapi rasa sakit dan perhatikan terus. Terkadang hambatan utama dari menguraikan rasa sakit adalah justru adanya keinginan di bawah sadar untuk mempertahankan rasa sakit itu sendiri. Dengan ketekunan dan kesabaran. cepat atau lambat jalan keluar pasti akan didapatkan juga, InsyaAllah. Sekali lagi perlu ditekankan bahwa meditasi adalah komplementer yang sangat baik bagi pengobatan medis.


11.
Lama meditasi sangat relatif. Ada yang menetapkan 10 menit bagi pemula, terus naik sampai menjadi 3 jam dalam sehari. Ada yang menetapkan fleksibel saja sesuai dengan keinganan hati dan kesempatan yang ada. Ada yang menetapkan berdasarkan tahapan-tahapan tertentu yang harus dilewati dimana setiap orang mungkin tidak sama lamanya dalam menempuh tahapan-tahapan tersebut. Saya sendiri cenderung dengan minimal 20 menit per tahap, jadi bila semua tahap dilakukan dalam satu waktu, maka dibutuhkan kurang lebih 2 jam per hari. Setiap tahap bisa disingkat jika tujuan tahapan tersebut telah tercapai, kecuali tahap 3c - kondisi relaksasi maksimal. Adapun di tahap kesadaran diri lama waktu tergantung keinginan hati. Umumnya makin lama meditasi akan semakin baik hasilnya. Untuk bisa mencapai kondisi relaksasi maksimal umumnya dibutuhkan waktu 3 bulan dengan latihan intens tiap hari. Tetapi terkadang ada yang sulit mencapai kondisi tersebut bahkan sesudah bertahun-tahun, maka dalam hal ini tidaklah perlu dijadikan beban. Apabila seseorang sudah bisa menikmati proses meditasinya, maka itu sudah cukup, adapun hasil meditasi sebaiknya dianggap sebagai bonus saja. Manfaat dari kebiasaan bermeditasi adalah peningkatan kesehatan dan kemampuan untuk mengendalikan diri, yang pada gilirannya akan meningkatkan kemampuan instropeksi diri. Juga peningkatan kesadaran diri akan didapatkan, yang pada gilirannya akan meningkatkan pengertian tentang hidup, meningkatkan keikhlasan dan kesabaran seseorang dalam menghadapi kehidupannya. Meditasi akan membuat hidup semakin bersih, dan sebaliknya hidup yang bersih akan mempermudah proses meditasi. Tetapi tidak semudah berteori, mempraktekkan meditasi bisa jadi akan sangat jauh dari mudah. Untuk itu sangat dibutuhkan adanya tekad, disiplin, dan kesabaran dalam melakukan meditasi. Andaikatapun peningkatan kesadaran seolah-olah tidak dirasakan, maka latihan disiplin dan kesabaran pada saat bermeditasi pasti akan memberikan manfaat yang sama.


12.

Meditasi tanpa bergerak di tempat yang tenang sangat disarankan terutama bagi yang baru memulainya. Tetapi sebenarnya meditasi juga bisa dilakukan di tempat ramai, atau sambil menjalankan aktivitas yang disebut sebagai meditasi gerak. Bila keduanya sanggup dilakukan maka meditasi akan mencapai level berikutnya yaitu bermeditasi sambil melaksanakan aktivitas sehari-hari, atau disebut juga sebagai 'tapa ngrame'. Di sini, pelaku meditasi diharapkan untuk menemukan teori atau metode meditasinya sendiri, yang paling cocok untuk dirinya sendiri. Contoh-contohnya seperti di bawah ini:
*Meditasi di keramaian misalnya pada saat di tengah keramaian manusia di pasar atau di mall terkadang kita menyadari bahwa ternyata tidak ada satu manusiapun yang memperhatikan kita saat itu. Bahkan terkadang kita masuk pada kondisi hening di tengah keramaian, dan bisa merasakan kehadiran Tuhan. Di saat seperti ini sangatlah bagus untuk melatih meditasi di tengah keramaian walaupun dalam waktu yang singkat.*
*Meditasi gerak bisa dilatih sambil melakukan olah raga lari. Sambil berlari kita fokus terhadap diri sendiri. Kita perhatikan detak jantung kita. Kita seiramakan nafas dengan langkah kaki. Kita atur kecepatan lari di kondisi kita merasa paling enjoy dan seolah-olah kita sanggup terus berlari tanpa henti. Fokus benar-benar ke dalam diri sendiri tanpa memperdulikan atau terpengaruh dengan lingkungan. Ini dilakukan sampai kita menemukan ritme lari yang paling sesuai dengan diri kita sendiri. Ritme ini akan berubah menjadi lebih cepat dan kuat bila dilatih terus. Ritme ini juga berubah-ubah sesuai dengan kondisi kesehatan diri kita. Ritme ini harus diikuti apa adanya dan tidak boleh dipaksa-paksakan.*
*Bagi perokok, sambil merokok perhatikan ujung rokok yang membara. Renungkan bahwa tembakau yang padat karena unsur api berubah menjadi asap dan abu, sama halnya dengan hawa panas amarah, yang bisa membakar habis tubuh gaib manusia yang pada gilirannya akan merusak tubuh kasarnya juga. Bayangkan ujung rokok itu adalah hawa amarah seseorang, pandangi ujung rokok yang panas dengan penuh ketenangan sambil menanamkan kesadaran dan pengertian kepada diri sendiri bahwa kita harus bisa tetap tenang dalam menghadapi kemarahan, bukannya malah ikut larut di dalamnya.*





==========================================================================





Teori meditasi sangat beragam dan umumnya membutuhkan guru dalam prakteknya. Saya tidak pernah mendapat pelajaran khusus tentang meditasi, dan hanya sedikit belajar olah pernafasan. Teori meditasi di bawah ini dirangkum dari banyak sumber, dan disederhanakan agar lebih mudah difahami dan dipraktekkan. Berikut hasil rangkumannya:

Bahwa tubuh dan pikiran mempunyai keterikatan yang sangat erat. Apa yang terjadi di tubuh akan mempengaruhi pikiran, dan apa yang terjadi di pikiran akan mempengaruhi tubuh. Pergerakan tubuh akan mempengaruhi pikiran, dan pergerakan pikiran akan mempengaruhi tubuh. Setiap bentuk pikiran pasti akan memberikan efek tertentu kepada tubuh, disadari maupun tidak. Pikiran buruk akan memberi efek buruk ke tubuh, sebaliknya rasa sakit di tubuh akan membekas menjadi ingatan buruk di pikiran. Contoh: Memikirkan sesuatu yang menakutkan otomatis akan membuat tubuh menjadi tegang, dan ketegangan yang berkelanjutan pasti akan sangat melelahkan dan membuat tubuh menjadi sakit. Sebaliknya memikirkan sesuatu yang menyenangkan akan membuat tubuh menjadi rileks, dan ini pasti akan membuat tubuh recovery kembali. Maka dengan mengendalikan pikiran, berarti kita akan mengendalikan tubuh kita sendiri. Dalam meditasi, pengendalian pikiran bersifat pasif dan bukan bersifat aktif. Pengendalian pikiran bukan untuk memenuhi keinginan-keinginan, tetapi justru sebaliknya, mengendalikan pikiran untuk tujuan yang spiritual.

Dengan menyadari prinsip di atas, dan dengan senantiasa membangkitkan dan menanamkan kesadaran sepenuhnya terhadap diri sendiri tentang pengaruh pikiran terhadap tubuh, maka meditasi tahap 1 adalah Memilih objek pemikiran yang tepat untuk menghasilkan sensasi tubuh yang tepat. Tahap 1 ini dilakukan dengan memilih posisi tubuh senyaman mungkin, boleh duduk ataupun tidur. Kemudian memilih pikiran atau memikirkan hal-hal yang membuat tubuh menjadi nyaman senyaman-nyamannya.  Contoh pikiran yang bisa menimbulkan rasa rileks atau tenang adalah dengan memikirkan suatu tempat tertentu, atau memikirkan Tuhan, karena ada dikatakan bahwa 'dengan memikirkan Tuhan maka hati menjadi tenang'. Untuk bisa lebih memudahkan timbulnya rasa rileks ini bisa dibantu dengan mendengarkan lantunan ayat suci atau musik meditasi, atau dengan aroma terapi, ataupun pengkondisian yang lain seperti mandi dulu, memakai pakaian bersih, berdoa terlebih dulu, atau bahkan mungkin tidur dulu agar tubuh menjadi segar.

Jika sensasi rileks ini sudah benar-benar bisa dirasakan dan disadari maka bisa masuk ke tahap 2 yaitu Mengalihkan fokus pikiran dari objek pemikiran ke sensasi tubuh saja. Rasakan sensasi rileks atau nyaman tersebut di seluruh tubuh dan perhatikan selalu. Pertahankan rasa nyaman itu selama mungkin dan diingat selalu. Dengan demikian pikiran akan mulai teralihkan dari memikirkan hal-hal yang membuat sensasi nyaman tersebut, yang biasanya ada di luar tubuh, menjadi memikirkan sensasi rasa yang benar-benar nyata sedang dirasakan terjadi di dalam tubuh. Kita akan menyadari bahwa 'di saat ini, di tempat ini, di tubuh ini', semua objek pemikiran adalah tidak nyata, bisa berubah sewaktu-waktu, dan hanya sekedar hayalan di dalam pikiran kita. Sedangkan rasa sensasi yang dihasilkan adalah nyata, terasa, dan berpengaruh terhadap diri dan tubuh kita. Bahwa kita bisa mengganti-ganti objek pemikiran sewaktu-waktu dan tetap menghasilkan sensasi tubuh yang serupa. Tahap ini juga akan membuat kita mampu memisahkan antara sensasi rileks yang dirasakan dengan pikiran yang menyebabkannya.

Setelah fokus pikiran mampu ditujukan ke dalam tubuh atau diri kita sendiri, maka tahap 3 adalah Melihat seluruh pergerakan di dalam diri kita. Mula-mula, meditasi harus dilakukan dengan cara diam, tidak bergerak sedikitpun agar lebih mudah melihat pergerakan yang terjadi di dalam diri. Dalam kondisi diam, minimal ada tiga gerakan yang bisa dilihat yaitu: pergerakan pikiran, rasa sensasi di dalam tubuh, dan pergerakan keluar masuk nafas.

  • Pergerakan Pikiran: Pikiran mempunyai kecenderungan untuk selalu bergerak kesana kemari tanpa henti bahkan pada saat kita tidur bermimpi. Karena sifat dasar dari pikiran yang selalu bergerak inilah yang menyebabkan kita tidak menyadari pergerakan dari pikiran, karena sudah dianggap sebagai sesuatu yang biasa dan wajar. Maka, sesudah kita bisa melihat pergerakan yang terjadi di tubuh kita yang berupa sensasi rasa itu, kita bisa mulai untuk melihat lebih ke atas yaitu ke bagian kepala kita. Kita alihkan fokus pikiran dari sensasi tubuh ke pergerakan pikiran itu sendiri. Perlahan kita akan menyadari betapa aktifnya pikiran kita bergerak ke sana kemari, betapa pergerakan itu membuat ketegangan dan kelelahan di otak atau kepala kita, dan bahwa pergerakan pikiran ini akan menghambat atau mengganggu fokus kita untuk melihat sensasi yang terjadi di dalam tubuh. Maka dengan menyadari adanya pergerakan pikiran, lalu memperhatikan bentuk-bentuk dari pergerakan pikiran itu, maka perlahan kita akan bisa mulai mengurangi pergerakan dari pikiran itu sendiri. Sehingga pikiran kita akhirnya bisa diam dan fokus kembali ke sensasi tubuh saja. Apabila pikiran mulai riuh kembali, maka fokus kita alihkan lagi ke pergerakan pikiran sampai tenang kembali. Dan begitu terus dilakukan berulang-ulang.
  • Sensasi Tubuh: Setelah kita biasa untuk fokus ke sensasi tubuh yang berupa perasaan nyaman atau tenang, maka semakin dalam kita merasakan biasanya akan muncul perasaan atau rasa sakit di bagian-bagian tertentu dari tubuh kita. Dan ini adalah normal karena sudah menjadi kodrat manusia untuk merasakan sakit tertentu di saat tertentu. Contoh: Saat perut kosong maka muncul rasa sakit karena lapar. Sesudah perut diisi beberapa jam kemudian akan muncul rasa sakit karena ingin ke belakang. Rasa sakit adalah sesuatu yang normal, tidak perlu dihindari, apalagi dimatikan dengan obat pemati rasa. Bagi sebagian orang, ketakutan akan rasa sakit inilah yang menjadi penghambat untuk melakukan meditasi. Justru dengan mengatasi rasa sakit maka seseorang akan mampu mencapai tingkat kenyamanan atau ketenangan yang lebih dalam. Rasa sakit ini sangat beragam dan bertingkat-tingkat, mulai dari sakit jasmani sampai sakit rohani. Semua harus diatasi dengan cara dilihat, diperhatikan, disadari, dan diterima apa adanya, maka rasa sakit akan dapat diuraikan. Dengan tekad yang kuat maka rasa sakit pasti akan bisa diselesaikan satu demi satu. Sejalan dengan berkurangnya rasa sakit dan meningkatnya rasa nyaman, maka sensasi tubuh yang dirasakanpun akan semakin mereda dan dalam.
  • Pergerakan Nafas: Setelah pergerakan pikiran dan sensasi tubuh mereda, maka sensasi yang terasa adalah pergerakan dari nafas. Kecenderungan pikiran untuk selalu bergerak dan memperhatikan pergerakan selanjutnya dialihkan dan diikat ke pergerakan nafas, sebagai gerakan minimum di dalam tubuh. Setiap kali fokus pikiran berubah baik fokus ke sensasi tubuh atau fokus ke hal-hal lain, maka setelah tersadar harus segera dikembalikan lagi ke fokus ke pergerakan nafas. Fokus pikiran bisa lebih difokuskan lagi hanya ke titik tertentu di dalam pergerakan nafas, misalnya di sensasi pergeseran udara dengan kulit bibir atas atau bawah lubang hidung saat udara keluar masuk. Atau difokuskan ke naik turunnya perut pada saat menghisap dan mengeluarkan nafas. Apapun teknik yang dipilih tidaklah masalah, yang penting adalah mengikat pikiran terhadap satu titik tertentu sehingga pikiran bisa benar-benar reda dan terkendali penuh. Semakin reda pikiran, maka nafaspun akan semakin dalam dan pelan. Bersamaan dengan semakin pelannya nafas, maka pikiranpun akan semakin reda, dan demikian seterusnya. Kondisi ini akan membawa tubuh ke tingkat kenyamanan yang sangat dalam, dan harus dipertahankan selama mungkin. Jika kondisi ini bisa dipertahankan tanpa putus selama kurang lebih 20 menit, maka efek dari meditasi di tahap ini adalah setara dengan manfaat dari tidur nyenyak selama berjam-jam, yang jarang bisa dicapai dalam tidur sehari-hari. Tubuhpun akan mencapai kondisi recovery maksimal, dan tingkat kesehatanpun akan meningkat dengan sendirinya.
Efek lain dari meditasi yang dalam adalah meningkatnya rasa kesadaran diri. Pikiran yang tenang ibarat kondisi hening di malam hari, dimana tidak ada suara apapun. Dalam keadaan hening tersebut maka suara sekecil apapun akan terdengar sangat jelas. Demikian juga perasaan kesadaran diri akan terasa jelas pada saat pikiran berada dalam kondisi diam dan tenang. Sebaliknya, bagaikan siang hari yang riuh, maka pikiran yang sibuk akan menghalangi timbulnya perasaan kesadaran diri ini. Semakin dalam meditasi maka semakin kuat dan dalam pula perasaan kesadaran diri ini. Perasaan kesadaran diri inilah yang selanjutnya akan memberikan petunjuk atau arahan tentang apa yang harus dilakukan, baik pada saat meditasi itu sendiri maupun pada kehidupan sehari-hari. Setiap individu akan mendapatkan perasaan kesadaran atau arahan yang berbeda sesuai dengan kodrat hidup dan kehidupan dari tiap-tiap individu, yang pasti berbeda-beda pula. Efek peningkatan kesadaran diri ini tidak perlu dicari, karena semakin dicari justru akan semakin susah dirasakan. Ini karena timbulnya keinginan justru akan memicu pikiran bergerak aktif lagi. Oleh karena itu kesadaran diri tidak perlu dipaksakan, tidak perlu dibanding-bandingkan, tapi dibiarkan saja mengalir sendiri dan diterima apa adanya. Karena pada dasarnya setiap kali meditasi dilakukan maka kesadaran diri pasti akan mengalami peningkatan dengan sendirinya, disadari ataupun tidak. Dan peningkatan kesadaran diri pasti akan membawa pengaruh pula di dalam kehidupan sehari-hari. Paling tidak, meditasi akan membuat seseorang lebih mudah mengendalikan pikirannya, untuk hanya berbuat kebaikan di muka bumi ini. Amin.


__________________________________________________________________________________________


Optional:
.
Teori di atas adalah teori meditasi yang umum, tetapi dalam prakteknya saya melakukan meditasi sedikit berbeda karena saya ada sedikit mendalami olah pernafasan. Dalam olah pernafasan, semakin dalam dan semakin panjang nafas ditarik, maka pusat dari nafas akan turun dari dada ke perut di area sedikit di bawah pusar. Titik ini disebut juga sebagai tantien atau ada juga yang menyebutnya sebagai titik hatsa, yang umumnya dikatakan berada 3 jari di bawah pusar agak sedikit ke dalam. Saya sendiri mengatakannya sebagai titik pusat atau center dari manusia, yang juga adalah titik pusat keseimbangan dari seluruh tubuh manusia.
.
Meditasi dilakukan dengan memfokuskan pikiran ke pernafasan di titik pusat tersebut. Selanjutnya membayangkan titik pusat sebagai titik keseimbangan tubuh, dan seluruh unsur tubuh dihubungkan dan di tarik ke titik pusat ini. Seluruh unsur tubuh termasuk otot, urat, tulang, bahkan semua sensasi yang terjadi baik di tubuh maupun di pikiran, semua di tarik dan seolah-olah disandarkan ke titik pusat tubuh ini. Sensasi yang ditimbulkan dan dirasakan dengan menyandarkan diri ke titik pusat ini adalah seperti sensasi kenyamanan yang timbul pada saat kita duduk bersandar beristirahat setelah capek melakukan perjalanan jauh atau setelah melakukan kegiatan yang sangat melelahkan. Semua proses tadi sekaligus dibantu, dikombinasikan, dan seirama dengan keluar masuknya nafas ke titik yang sama. Dengan semakin dalam dan pelannya nafas, maka semakin dalam juga perasaan nyaman yang dirasakan. Dikarenakan saya punya sedikit sakit di tulang punggung maka fokus pikiranpun seringkali terpecah dengan mencoba menguraikan rasa sakit tersebut yang ternyata telah menimbulkan komplikasi ke seluruh tubuh. Maka setelah mengalihkan fokus ke titik sakit, seiring dengan tarikan nafas, saya niatkan untuk menarik sakit tersebut ke titik pusat juga untuk menetralisirnya. Dan berbarengan dengan mengeluarkan nafas, saya bayangkan untuk mendorong sisa-sisa dari sakit itu keluar dari tubuh. 

Setelah sensasi sakit dan sensari tubuh lain mulai mereda, maka fokus pikiranpun dialihkan ke pernafasan itu sendiri. Keluar masuk nafasnya dirasakan akan menimbulkan sensasi tertentu di seluruh tubuh, seolah-olah seluruh tubuh ikut bernafas. Seluruh tubuh akan bergerak seirama dan harmoni mengikuti seluruh proses pernafasan ini. Rasa sakit atau rasa tidak menyenangkan lainnya, seperti kaku atau tegang, akan mengganggu harmoni keseluruhan tubuh, maka semua rasa tidak menyenangkan inipun dibayangkan diluluhkan oleh energi atau nafas yang keluar masuk tubuh sampai semua hambatan lenyap. Penarikan nafas ke pusat ini dilakukan secara bertahap dimulai dengan nafas biasa tapi teratur. Selanjutnya cara penarikan nafas bisa bervariasi sesuai dengan arahan hati, bisa semakin dalam dan pelan, atau agak cepat untuk mengeluarkan rasa sakit, atau mengeluarkan nafas secara pelan sekali, ataupun dengan menahan nafas selama mungkin, semua mempunyai efek yang berbeda-beda.

Setelah tubuh mulai terasa ringan seirama dengan lancarnya pernafasan ke titik pusat tubuh, maka fokuspun mulai dialihkan ke titik pusat itu sendiri. Pada tahap ini, seluruh sensasi dibayangkan dilebur di titik pusat tersebut. Nafas akan mulai sering ditahan lama di titik pusat. Semakin lama nafas ditahan maka efek peleburan semakin kuat terasa. Jika kondisi tubuh sudah tenang maka nafaspun akan kembali menjadi dalam dan pelan, dan ini akan membawa meditasi ke arah yang lebih dalam. Titik pusat tubuh ini dikenal juga sebagai sumber kekuatan alam yang berada di tubuh manusia. Dengan melatih pernafasan di titik ini, maka tubuh akan mempunyai kekuatan ekstra yang bersifat sangat halus. Kekuatan ini jika dilatih juga bisa membangkitkan kepekaan rasa atau rahsa, dan kepekaan rahsa ini yang akan menjadi alat untuk meningkatkan kesadaran diri. Adapun tahapan berikutnya adalah sama dengan teori di atas.

Sebagai catatan adalah bahwa saya tidak tahu apakah cara ini efektif atau bisa dilakukan orang lain, karena itu cara ini saya kategorikan sebagai optional saja, hanya untuk menambah wawasan saja.





__________________________________________________________________________________________



Catatan tambahan:
.
  1. Semua amal perbuatan tergantung dari niatnya, demikian juga dengan meditasi. Niat sangat berpengaruh terhadap keseluruhan meditasi. Niat yang salah akan berakibat yang kurang baik pula.
  2. Saya menolak anggapan bahwa meditasi adalah ritual eksklusif dari agama tertentu. Saya yakin bahwa teknik meditasi sudah ada sejak dulu di setiap kebudayaan di dunia ini, bahkan sebelum adanya agama-agama tertentu. Dan saya yakin pula bahwa setiap agamapun pasti mempunyai teknik-teknik meditasi tertentu sebagai bagian dari ritual agamanya dengan caranya masing-masing.
  3. Posisi meditasi yang paling baik memang duduk bersila dengan badan ditegakkan. Akan tetapi kondisi tubuh seseorang belum tentu memungkinkan dia untuk melakukan posisi ini. Karena itu pada tahap awal disarankan untuk mencari posisi yang paling nyaman untuk dirinya sendiri. Dan sejalan dengan peningkatan kesehatan tubuh, sebagai hasil dari meditasi, maka posisi awal akan berubah sedikit demi sedikit menjadi posisi duduk tegak bersila dengan sendirinya. Karena memang posisi inilah yang paling nyaman dengan titik keseimbangan tepat di titik pusat tubuh. Posisi duduk tegak bersila dan juga latihan fokus pikiran langsung terhadap pernafasan akan jauh lebih mudah bila dilakukan secara berkelompok dengan bimbingan seorang guru meditasi. Hal ini sangat disarankan apabila memungkinkan, karena memang jauh lebih efektif dibandingkan dengan latihan sendiri.
  4. Fokus terhadap pernafasan jika dilakukan secara mendalam akan menimbulkan sensasi tersendiri seperti: keluar masuknya nafas terasa seperti meminum air yang sangat menyegarkan ke seluruh tubuh, atau tubuh terasa seperti mengembang dan menyusut seirama dengan keluar masuknya nafas, ataupun sensasi lainnya. Pernafasan sendiri umumnya dimulai nafas normal dan teratur, tidak boleh ada pemaksaan sama sekali. Setelah beberapa saat, terkadang kita terasa ingin merubah ritme pernafasan seperti bernafas cepat atau menghembuskan nafas agak keras untuk mengeluarkan rasa sakit, atau terkadang ingin mengeluarkan nafas secara perlahan sekali, atau menahan nafas selama mungkin, atau mengosongkan nafas selama mungkin, atau juga bernafas dangkal tetapi pelan, dan bahkan terkadang nafas menjadi sangat pelan sampai seolah terasa tidak bernafas sama sekali. Selama itu semua dilakukan dalam kondisi sadar dan tanpa dipaksakan maka tidaklah mengapa untuk diikuti saja, karena itu adalah proses dari olah rasa atau rahsa, sebagai alat untuk meningkatkan kesadaran diri. Pada saat nafas sangat tenang maka detak jantungpun akan terasa jelas bahkan juga aliran darah atau gerakan-gerakan lain di dalam tubuh. Terkadang pengalaman lain yang tidak biasa akan dirasakan juga. Akan tetapi jika sudah tersadar kembali, maka fokus pikiran terhadap pernafasan yang dalam dan tenang harus dipulihkan kembali, dengan suatu kesadaran bahwa tujuan awal meditasi adalah untuk mengendalikan pikiran.
  5. Perasaan tentang kesadaran diri dan peningkatan kesadaran diri bisa jadi berbeda-beda antara satu orang dengan lainnya. Ada yang mendengarnya dalam bentuk suara, ada yang dalam bentuk penglihatan atau vision tertentu, ada yang berupa pemahaman yang tiba-tiba saja masuk ke dalam pikiran, ataupun bentuk lainnya. Akan tetapi bentuk yang paling umum dari peningkatan kesadaran diri adalah dengan peningkatan rasa atau rahsa. Rahsa adalah bentuk yang lebih halus dan lebih spiritual dari rasa. Contoh berikut ini belum tentu merupakan pola baku, tapi bisa dijadikan sekedar wacana. Kesadaran diri dikatakan bertingkat-tingkat, ada yang menggolongkannya menjadi 7 tingkat: kesadaran tubuh, kesadaran akal, kesadaran intuisi, kesadaran nafsu, kesadaran jiwa, kesadaran hati nurani, dan kesadaran ilahiyah atau kesadaran sejati. Banyak juga yang mendefinisikannya secara berbeda, tetapi intinya sama yaitu bahwa kesadaran itu bertingkat mulai dari yang paling kasar sampai yang paling halus, mulai dari kesadaran badani sampai ke kesadaran sejati. Adapun rasa adalah alat yang bekerja pada tingkat kesadaran tertentu. Contoh: Seseorang yang semakin tinggi tingkat kesadaran tubuhnya akan semakin peka terhadap semua rasa badani, seperti rasa yang ditimbulkan oleh ke lima inderanya, termasuk semakin peka terhadap perubahan temperatur dan seterusnya. Meningkatnya kesadaran akal membuat orang semakin tajam rasa logika berpikirnya, semakin peka terhadap apa yang akan terjadi pada situasi tertentu, atau semakin memahami hukum sebab akibat. Contoh lain dari peningkatan kesadaran diri adalah munculnya kemampuan seseorang untuk merasakan adanya bentuk-bentuk energi atau perubahan energi tertentu, bahkan terhadap sesuatu yang tidak kasat mata atau gaib. Tingkat tertinggi dari rasa adalah rahsa sejati yang merupakan alat dari kesadaran sejati.
  6. Pada tahap memutuskan antara objek pemikiran dengan sensasi yang ditimbulkan, apabila sudah terlatih, maka bisa juga dilakukan efek sebaliknya yaitu memutuskan antara sensasi yang terjadi di tubuh dengan objek pemikiran atau ingatan. Seringkali kejadian buruk akan menimbulkan ingatan buruk, yang jika teringat akan menimbulkan sensasi sakit hati. Dengan latihan intens maka seseorang akan sanggup memutuskan sensasi sakit hati tersebut dengan ingatan kejadiannya sehingga bila dia teringat dengan kejadian buruk tersebut dia tidak akan mengalami rasa sakit yang berlebihan lagi, tapi sekedar sensasi rasa tertentu secukupnya hanya untuk sebagai pengingat dan pelajaran dalam hidupnya. Dengan demikian maka kesadaran seseorang akan tetap terjaga, tidak berlebihan, dan selalu objektif dalam menyikapi suatu kejadian. Karena semua rasa sakit baik yang lahiriah maupun yang batiniah pada dasarnya dianugerahkan Tuhan demi kebaikan manusia itu sendiri, apabila manusia bisa menyikapi dan memanfaatkannya dengan benar.
  7. Pada umumnya orang akan lebih menyukai rasa nyaman atau tenang untuk menjadi fokus dari pemikiran meditasi, tapi beberapa orang justru lebih mudah untuk melihat ke dalam dirinya dengan fokus terhadap rasa sakit. Maka dalam hal ini tidaklah mengapa jika orang itu langsung fokus terhadap rasa sakit tanpa membangkitkan rasa nyaman dulu, selama orang tersebut melakukannya dengan benar, yaitu fokus ke rasa sakit untuk menguraikan rasa sakit tersebut, bukannya malah menikmati rasa sakit tersebut. Meditasi bertujuan untuk mencapai tingkat ketenangan yang semakin dalam, untuk mencapai kesadaran yang semakin dalam, dan mengatasi rasa sakit adalah salah satu bagian dari proses itu. Sebaliknya menikmati rasa sakit justru memicu timbulnya keinginan-keinginan yang pada gilirannya akan memicu pikiran menjadi sangat aktif. Demikian pula yang terjadi pada rasa nikmat-rasa nikmat yang lain, semuanya justru akan merusak meditasi. Dengan pengamatan yang dalam maka akan jelas perbedaan antara rasa nikmat dengan rasa nyaman atau tenang.
  8. Variasi dari rasa sakit perlu diketahui untuk mempermudah proses meditasi. Untuk sakit jasmani variasinya antara lain adalah rasa dingin atau panas, rasa nyeri, rasa lemas, rasa kaku atau tegang dimana rasa kaku ini biasanya menjadi pembungkus rasa nyeri, yang biarpun asalnya untuk melindungi tubuh dari rasa nyeri, tapi bisa menjadi faktor penghambat pada saat kita ingin menguraikan rasa nyerinya sendiri. Sedangkan untuk sakit rohani antara lain adalah rasa marah, rasa takut, nafsu sex berlebihan, rasa putus asa, dan berbagai macam rasa lainnya. Dan sebenarnya semua rasa rohani ini pasti berhubungan dengan rasa jasmani juga. Misalnya rasa marah, rasa marah pasti akan menimbulkan efek panas pada salah satu bagian tubuh, yang bisa jadi sedikit berbeda lokasinya antara orang satu dengan lainnya. Menguraikan sakit rohani agak sedikit lebih berat dibandingkan dengan menguraikan rasa sakit jasmani. Selain pertama-tama harus memutuskan rasa sakit rohaninya itu dengan objek ingatan, juga harus memutuskan ikatannya dengan rasa sakit jasmaninya. Berbeda dengan semata-mata sakit jasmani yang biasanya memudahkan kita untuk langsung fokus terhadap titik rasa sakit di bagian tubuh tertentu saja.
  9. Seperti yang ditulis di atas, rasa sakit adalah alamiah di dalam diri manusia, bahkan merupakan alat perlindungan diri. Hampir-hampir bisa dikatakan bahwa kalau tidak sakit berarti bukan manusia. Dikatakan pula bahwa di setiap tingkat kesadaran mempunyai rasa sakitnya masing-masing. Menguraikan rasa sakit harus dilakukan satu per satu. Terkadang kita bingung dari mana harus mulai menguraikan rasa sakit. Dalam hal ini maka dipilih saja fokus terhadap satu titik yang mana saja. Boleh yang terasa paling sakit, atau justru yang paling tidak sakit, yang mana saja yang kita bisa fokus.  Cara menguraikan rasa sakit adalah dengan memperhatikannya. Umumnya, rasa sakit akan mulai terurai dengan sendirinya hanya dengan memperhatikan titik sakit tersebut saja. Dengan memperhatikan titik sakit, seringkali akan timbul suatu pengertian atau kesadaran baru terkait dengan rasa sakit tersebut. Contoh: Terkadang timbul suatu kesadaran bahwa titik sakit ini ternyata terkait dengan titik-titik sakit lainnya. Terkadang keterkaitannya begitu rumit dan sudah terjadi komplikasi di seluruh tubuh. Dalam hal ini sekali lagi dibutuhkan tekad dan kesabaran untuk lebih dalam memperhatikan semua rasa sakit tersebut. Seringkali sesudah diperhatikan ternyata kita harus mengganti urutan dari fokusnya. Bisa merubah titik fokusnya ke titik sakit lain yang berjauhan terlebih dahulu, atau bahkan harus fokus menguraikan dulu ketegangan otot yang membungkus titik sakit tersebut, ataupun cara lainnya yang terasa sebagai hasil dari memperhatikan titik sakit. Terkadang rasa sakit begitu kuat, maka di sini perlu ditimbulkan suatu tekad yang kuat untuk menghadapi rasa sakit tersebut. Biasanya begitu tekad ditumbuhkan, maka rasa sakit langsung berkurang jauh. Contoh cara untuk menumbuhkan tekad adalah dengan mengatakan di dalam hati: "Demi Tuhan, sakit ini tidak berhak berada di dalam tubuhku, pergilah segera sekarang juga", dibarengi dengan menghela nafas yang dalam dan panjang. Ataupun dengan cara-cara lain yang terlintas di dalam hati. Intinya adalah jangan putus asa menghadapi rasa sakit dan perhatikan terus. Cepat atau lambat jalan keluarnya pasti akan didapatkan juga. InsyaAllah.
  10. Lama meditasi sangat relatif. Ada yang menetapkan 10 menit bagi pemula, terus naik menjadi 20 menit, 30 menit, 1 jam, 2 jam, 3 jam dalam sehari. Ada yang menetapkan fleksibel saja sesuai dengan keinganan hati dan kesempatan yang ada. Ada yang menetapkan berdasarkan tahapan-tahapan tertentu yang harus dilewati dimana setiap orang mungkin tidak sama lamanya dalam menempuh tahapan-tahapan tersebut. Saya sendiri cenderung menetapkan minimal 20 menit per tahap, dimana pertahapnya bisa disingkat jika tujuan tahapan tersebut telah tercapai. Misalnya seorang pemula yang belum biasa melewati tahap 1 maka dia harus menjalankan tahap 1 ini minimal 20 menit perhari.  Sesudah dia biasa dengan tahap 1, maka lama di tahap satu bisa dikurangi bahkan mungkin menjadi hanya satu tarikan nafas saja, maka selanjutnya dia harus melakukan tahap 2 selama minimal 20 menit. Tahapan-tahapan bisa disingkat jika tujuan telah tercapai. Dan demikian seterusnya hingga sampai ke tahap 3a, tahap ini minimal dilakukan selama 20 menit agar tubuh mencapai meditasi dalam untuk menuju ke tahap kesadaran diri. Di tahap kesadaran diri ini jangka waktu menjadi sangat relatif tergantung keinginan hati. Tentu saja pada prinsipnya jika ada waktu maka makin lama meditasi akan semakin baik hasilnya. Apabila semua tahap, tahap 1-2-3a-3b-3c-4, dilakukan dalam satu waktu, maka dibutuhkan waktu kurang lebih 2 jam.
  11. Berteori tentang meditasi mungkin mudah, akan tetapi mempraktekkannya bisa jadi akan amat sangat sulit. Untuk itu sangat dibutuhkan adanya tekad, keteguhan, dan kesabaran dalam melakukan meditasi, dan peningkatan kesehatan dan kesadaran diripun pasti akan didapatkan. Peningkatan kesadaran diri akan meningkatkan pengertian tentang hidup dan kehidupan, yang pada gilirannya akan meningkatkan keikhlasan dan kesabaran seseorang dalam menghadapi kehidupannya. Andaikatapun peningkatan kesadaran seolah-olah tidak dirasakan, maka latihan displin dan kesabaran pada saat bermeditasi pasti akan meningkatkan kadar keikhlasan dan kesabaran pelaku meditasinya, dan ini adalah termasuk tujuan utama dari meditasi itu sendiri, selain tentu saja disiplin dan kemampuan dalam mengendalikan pikirannya sendiri. 
  12. Meditasi tanpa bergerak di tempat yang tenang sangat disarankan terutama bagi yang baru memulainya. Tetapi sebenarnya meditasi juga bisa dilakukan di tempat ramai, atau sambil menjalankan aktivitas yang disebut sebagai meditasi gerak. Bila keduanya sanggup dilakukan maka meditasi akan mencapai level berikutnya yaitu bermeditasi sambil melaksanakan aktivitas sehari-hari, atau disebut juga sebagai 'tapa ngrame'. Di sini, setiap pelaku meditasi diharapkan untuk menemukan teori dan metode meditasinya sendiri, yang paling cocok untuk dirinya masing-masing.




=============================================


Berlatih meditasi dan juga berlatih tenaga dalam, termasuk juga melatih kepekaan rasa ditujukan untuk memahami cara kerja tenaga dalam agar dapat memanfaatkannya. Janganlah ditujukan untuk menyerang orang lain atau makhluk lain termasuk juga makhluk gaib. Ini karena itu semua hanyalah pemborosan energi semata. Menyerang orang lain membutuhkan kondisi tertentu yang seringkali sangat tidak menyenangkan, ini karena untuk connect dengan benda kasar (bukan gaib) dibutuhkan tenaga dalam yang luar biasa besarnya (e=mc²), maka orang yang diserang harus emosi dulu agar tubuh gaibnya membesar hingga bisa diserang dengan tenaga dalam. Sedangkan kalau menyerang makhluk gaib, mereka justru akan menyerang balik, bahkan makhluk gaib akan menyerang terus-menerus tak habis-habis biarpun mereka selalu kalah, ini sangat menguras energi mengingat jumlah mereka yang tak terhitung banyaknya. Benar kata orang-orang tua, jangan menyerang balik kalau diserang, cukup bertahan atau membuang serangan lawan, berdoa dan biarkan Tuhan yang akan membalas mereka. Lebih baik menggunakan tenaga yang ada untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan diri sendiri. Menggunakan tenaga dalam untuk diri sendiri amat sangat bermanfaat karena kesiapan tubuh sendiri menerima efek tenaga dalam akan menghasilkan kemampuan-kemampuan yang tak jarang sangat mengherankan. Selain itu, ada baiknya jika diserang orang lain maka tidak usah terburu-buru mengembalikan serangan atau bahkan membalas serangan karena belum tentu tubuh kita sudah siap atau sudah pulih untuk menerima serangan baru, lebih baik energi digunakan untuk memulihkan diri dan menyiapkan diri agar tidak mudah diserang lagi dengan demikian si penyerang justru akan menjadi takut sendiri karena merasa dirinya kecil disebabkan serangannya tidak berarti dan tidak ada pengaruhnya sama sekali. Kecuali dalam kondisi darurat tentu saja, maka bolehlah tenaga dalam digunakan untuk hal-hal di luar tubuh kita sendiri.

---

Nafas mengikat dan terikat dengan berbagai unsur tubuh. Dalam tataran kasar ragawi, nafas mengikat O2 dan mengeluarkan CO2, Dalam tataran ragawi yang lebih halus, nafas juga terikat dengan pikiran, detak jantung, dan aliran darah. Pikiran yang kacau, detak jantung yang kencang, aliran darah yang tidak lancar akan menyebabkan nafas yang pendek tidak teratur. Maka dengan melatih nafas yang dalam dan teratur bisa menenangkan pikiran, melambatkan detak jantung, bahkan melancarkan peredaran darah. Di tataran yang lebih gaib, maka nafas terikat dengan daya alam atau ether, dengan hawa nafsu, bahkan dengan jiwa seseorang seperti ungkapan kata terlepasnya jiwa disebut sebagai menghembuskan nafas terakhir. Maka melatih mengendalikan nafas sama dengan melatih mengendalikan semua unsur tubuh, lahiriah maupun batiniah, juga menyerap tenaga alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar